Minggu, 20 Februari 2011

Teori Perubahan Sosial

PERSPEKTIF IDEALISTIS

Oleh: Bagus Adimus

Berbeda dari perspektif materialistik, pendekatan idealistis tercermin dalam pandangan Whitehead yang menyatakan bahwa “ide umum selalu mengancam tatanan yang ada”. Whitehead mencoba mendukung tesisinya dengan meneliti ide kebebasan dan menunjukkan bagaimana ide itu secara historis telah dipaksa untuk berubah.
Beberapa teoritis menekankan peranan ide, ideologi atau nilai-nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan. Namun, ini tak perlu berarti bahwa peran faktor materiil disangkal. Karena itu topik pertama di bab 8 ini akan menjelajahi berbagai pandangan tetang hubungan antara kekuatan materialistis dan idealistis dalam perubahan. Kemudian akan kita bahas bagaimana cara ide mempengaruhi perubahan dan akan ditarik kesimpulan dengan melihat beberapa ideologi modern yang sangat berpengaruh.
PERSPEKTIF MATERIALISTIS VERSUS IDEALISTIS
Faktor mana yang lebih kuat mempengaruhi perubahan sosial: materiil atau ide? Kebanyakan pemikiran tak ada yang sepenuhnya merendahkan satu faktor terhadap faktor lain, tetapi justru mengakui arti penting keduanya. Hanya saja para pemikir ini memberikan tekanan yang berbeda terhadap kedua faktor ini. Pada umumnya terdapat 4 pendirian pemikiran Marxis, idealis, interaksionis, dan pendirian yang seiring dengan perbedaan tersebut. Keempat pendiri ini berbeda menurut bobot yang mereka berikan kepada kedua faktor itu selaku penyebab perubahan.
Pendiri Marxis menekakan kekuatan utama pada faktor materiil. Perlu ditekankan di sini, bahwa dengan menempatkan faktor materiil selaku kekuatan utama, tak berarti pendirian Marxis mengabaikan peranan faktor ide. Banyak pemikiran yang berjuang menentang “marxis Khayalan” selalu ingin menentang kepentingan faktor ideologi yang oleh pemikiran serius tak pernah disangkal.
Ideologi adalah pembenar tatanan tertentu; ideologi muncul dari tatanan itu dan ideologi cenderung melestarikan tatanan yang ada itu dengan menghiasinya dengan legitimasi. Karena itu, ideologi adalah bagian dari suprastruktur yang dibangun atas landasan materiil masyarakat.
Pendekatan filsafat modern dilakukan oleh Whitehead yang mencoba menunjukkan cara ide mendorong manusia mengubah tatanan sosial mereka. Whitehead menyatakan, agama Kristen menyediakan manusia barat seperangkat ide yang telah berperanan hebat dalam perkembangan peradapan barat. Pendiri teoritis idealis memberikan ide satu tempat dominan dalam perubahan social. Kita telah mencatat bahwa” bapak sosiologi”, Aguste Comte berpendapat bahwa sejarah manusia harus dipahami menurut “sejarah pemikiran manusia”.
Tokoh filsafat idealis paling berpengaruh adalah Hegel, yang membayangkan sejarah sebagai perkembangan semangat zaman. Menurut Hegel, semangat mencerminkan kemutlakan; semangat adalah prinsip utama segala sesuatu yang ada. Selanjutnya Hegel berpendapat, dialektika adalah ciri universia dari realitas. Dalam karyanya the lesser logic, ia menulis bahwa dialektika adalah “prinsip dari semua gerakan dan aktivitas yang kita temukan dalam realitas.
Pendiri ketiga mengenai hubungan antara faktor materiil dan ideal adalah dari aliran interaksionis. Pendiri ini menyatakan, terdapat interaksi antara faktor materiil dan ideal, dan bobot keduanya kurang lebih seimbang. Dan pendiri keempat adalah variasi dari tiga pendirian di atas (marxis, idealis, dan interaksionis). Menurut pendirian ini, faktor ide dan materiil berubah bersama-sama (meskipun tak harus serentak) dan tak mungkin mengetahui hubungan kausalnya.
Ideologi sebagai perintah perubahan Karl Mannheim mendefinisikan ideologi sebagai sistem ide menghasilkan perilaku yang mempertahankan tatanan yang ada. Menurutnya, konsep ideologi memcerminkan ide bahwa, kelompok penguasa sangat tertarik pada situasi dimana mereka tak mampu lagi melihat fakta tertentu yang dapat merusak pengertian mereka tentang dominasi. Selama abad pertengahan, kalangan pendeta menggunakan ideologi keagamaan sebagai alat untuk mendapatkan kekuatan.
kemajuan ekonomi diperlambat dengan dengan menyatakan membungakan uang sebagai perbuatan riba yang penuh dosa. Manusia memusatkan kekuatan dan sumber dayanya untuk menebus dosa melalaui pembangunan monument keagamaan. Dengan kata lain, surplus kekayaan tidak ditanamkan dalam usaha perdagangan dan industri melainkan tersedot ke dalam aktivitas keagamaan yang tidak produktif yang diyakini akan menimbulkan kesayangan tuhan.
Seperti dinyatakan Howard, kedua tema ini bertentangan suatu ideologi yang direncanakan untuk merintangi perubahan. Tidak memerlukan ketaatan untuk dapat diyakini sepenuhnya oleh mereka yang berkuasa. Tema itu dapat dipilih, untuk disesuiakan dengan kesempatan yang ada.
Ideologi sebagai faktor mempermudah perubahan
Dari uraian diatas orang mungkin akan berkesimpulan bahwa ideologi umumnya dan ideologi agama khususnya hanya membantu memperlambat perubahan. Kesimpulan demikian keliru. Ideologi, termasuk ideologi agama, juga dapat mempermudah perubahan. Menurut Weber, perkembangan kapitalisme sangat dipermudah oleh tekanan khusus pemikiran prostestan. Pemikiran prostetan membentuk kepribadian pengusaha yang aktivitasnya berpengaruh terhadap perkembangan kapitalisme.
Seperti kebanyakan pakar abad 19 pendahulunya, tujuan utama Weber adalah untuk memahami modernitas, perubahan kehidupan sosial baru dan radikal yang terjadi di Eropa Barat dan AS dan berkembang ke kawasan dunia lain. Prinsip sentral yang mengatur system modern itu adalah kapitalisme, semangat memproduksi barang yang rasional, efisien dan mengejar keuntungan berdasarkan pemilikan pribadi.
Ideologi agama jelas bukan satu-satunya jenis ideologi yang mempermudah perubahan. Ideologi ekonomi dan politik juga penting, bahkan barang kali lebih penting dari pada ideologi agama di dunia modern kini. Ada sejumlah contoh individu yang menggunakan ideologi ini untuk memperoleh dukungan bagi karya mereka. Robert Fulton mencari dukungan pemerintah bagi rencananya membuat kanal dan pembaharuan militer tertentu.
Bila orang sukses dalam kegiatan keduniawian, maka kesuksesan itu menjadi tanda terbaik dari orang yang terpilih, yang mendapat rahmat di dunia dan keselamatan di akhirat. Dengan tanda yang sama, bila seorang malas, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, berfoya-foya, konsumtif, ini menjadi tanda kemurkaan Tuhan.
Ada pendapat lain yang menyatakan, ilmu dan teknologi tidak hanya mendorong demokrasi dan kemajuan, tetapi demokrasi adalah perlu bagi perkembangan dan kemajuan. Karena itu, ideologi mempercepat kemajuan teknologi abad 19. Ini terjadi ketika eropa menghadapi masalah serius dan konflik yang disebabkan pengenalan teknologi baru. Orang amerika mendengar penemuan dan huru-hura menentang mesin dan kepahitan hidup buruh pabrik yang terdiri dari laki-laki, wanita, dan anak-anak. Tetapi ideologi menyakinkan orang amerika bahwa masalah seperti ini yang marak terdengar itu tak akan terjadi di negeri mereka. Karena itu kemajuan teknologi di AS sangat cepat meskipun berhadapan dengan bukti-bukti di eropa yang menunjukan bahwa kemajuan teknologi disana menimbulkan akibat yang sangat tidak diharapkan. Ideologi, tanpa rintangan mempermudah perkembangan teknologi mekanik.
Berikut ini akan dibahas lebih rinci bagaimana cara ideologi mempermudah perubahan. Kita telah melihat bukti ideologi dapat mempermudah perubahan; tetapi justru bagaimana cara ideologi mempengaruhi arah perubahan? Sekurang-kurang ada 5 cara.
1. Ideologi membenarkan arah baru. Caranya baik dengan mengacaukan tatanan lama maupun dengan menerangkan dan mensahkan tatanan yang baru muncul. Dengan kata lain, ideologi memberikan kewenangan kepada tatanan baru. Di AS generasi pengusaha yang dikenal sebagai “ raja perampok” sosial. Seperti dinyatakan Coser, bila orang terlibat dalam konflik sebagai wakil kelompok dan bertarung untuk cita-cita kelompok ketimbangan untuk kepentingan diri sendiri, maka konflik itu “kemungkinan menjadi lebih radikal dan tak kenal ampun ketimbang jika orang bertarung untuk kepentingan pribadi.
Contoh menarik tentang cara ideologi mensahkan arah perubahan baru, disediakan oleh Swift dalam studinya mengenai ideologi pendidikan progresif. Satu masalah yang dihadapi sekolah negeri di AS adalah masalah otonomi. Masalahnya sangat nyata sekitar tahun 1920-an, ketika berbagai perubahan dalam kehidupan bangsa menyebabkan campur tangan pemerintahan semakin meningkat di sekolah negeri. Campur tangan pemerintahan ini dapat berarti tindakan yang bahasa ancaman pemerintahan ini. Jadi kehumasan tidak lagi sekedar menjadi aktivitas sampingan atau bayangan tetapi menjadi aspek kegiatan yang sah dan tidak hanya diberitahu tetapi dipropagandai; dan semuanya adalah sah karena disahkan oleh ideologi pendidikan progresif.
2. Ideologi mensahkan atau mengarahkan prilaku yang tidak mengetahui perubahan. Ini lah ciri etika protestan dalam perkembangan kapitalisme. Pertumbuhan ekonomi adalah akibat yang tak disangka dari ketaatan beragama. Ideologi menyebabkan kebijakan administratif menjadi aktivitas yang sah; tetapi seperti ditunjukan Selzneek, kebijakan administrative menimbulkan akibat yang tak terduga sebelumnya, mengubah sifat organisasi.
3. Ideologi menyediakan basis solidaritas. Ideologi dapat menjadi mekanisme pemersatu, merendahkan ketengangan konflik yang terdapat di dalam kebanyakan masyarakat. Ini terlihat jelas dari perbedaan situasi di Mali dan Nigeria di awal tahun 1960-an. Di Mali, solidaritas diciptakan dan di bentuk politik baru dilaksanakan berdasarkan Marxisme cabang Mali. Di Nigeria, sejumlah ideologi pun yang mampu menyentuh rakyat Nigeria dalam satu tujuan bersama.
4. Melalui kekuasaannya, ideologi memotivasi individu. Masalah umum yang dihadapi Negara sedangkan perkambangan adalah bagaimana cara menimbulakan kayakinan massa rakyat bahwa pembangunan adalah mungkin, bahwa pembagunan pertujuan untuk meningkatkan kesejatraan rakyat. Orang yang berpartisipasi dengan gerakan sosial di Negara maju pun dimotivasi oleh ideologi
5. Ideologi menghadapkan masyarakat pada suatu kontradiksi. Seperti mengenai ideologi agama di atas, di situ jelas terdapat kontradiksi antara ideologi agama dan realitas yang memaksa orang bertindak untuk menyelesaikannya. Salah satu masalah yang dihadapi bangsa sedangkan membangun adalah kenyataan bahwa ideologi sering mengelola terlalu jauh mendahului realitas. Tetapi bila kita melihat kembali sekilas ke gerakan sosial, kita menemukan bahwa ideologi pergerakan umumnya akan menolak jurang pemisah ini sebagai sesuatu yang tidak sah. Ideologi gerakan sosial menolak untuk memberikan begitu saja jurang pemisah antara ideologi masyarakat dan realitas. Yang tak kenal belas kasihan, yang menjatuhkan keputusan masyarakat yang lebih luas, dan arena itu terus-menerus melecut anggota gerakan untuk bertindak.
Ideologi sebagai mekanisme pengarah perubahan. Cara lain ideologi mempengaruhi perubahan adalah dengan mengarahkannya, memaksa perubahan menuruti arah tertentu menurut logika ideologi itu. Banyak usaha pembangunan di AS yang dapat dikaitkan dengan ideologi yang menyatakan bahwa teknologi akan menyelesaikan semua masalah. Orang Amerika cenderung mencari keselamatan sosial mereka dengan teknologi ketimbang tergantung pada do’a, klenik atau pemimpin kharismatis.
Menurut Polak, masa depan menjadi penyebab perilaku ini, baik dalam artian positif maupun negatif. Dalam artian positif, bayangan tentang masa depan berfungsi mengarahkan perilaku kini sesuai dengan nilai-nilai khusus. Artinya anggota masyarakat, secara magnit ditarik oleh masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sebelumnya dan bayangan ideal tentang masa depan yang ada didorong dari belakang oleh relitas masa lalu mereka sendiri. Dalam arti negatif, ketiadaan bayangan tentang masa depan sesuai dengan istilah Spengler secara tak langsung menyatakan sejarah yang telah terjadi ketimbang sejarah yang akan terjadi.
Ideologi maois mengarahkan revolusi menentang kecenderung birokratis dan pemikiran borjuis yang telah menggerogoti kehidupan rakyat cina. Kesenian, pendidikan dan aspek kehidupan masyarakat cina lainnya semakin digiring untuk diseusaikan dengan pemikiran Mao. Peranan penting ideologi dalam mengarahkan perubahan di Cina juga ditunjukkan oleh studi Lee tentang inovasi teknik dalam industry Cina dari tahun 1949-1971. Ideologi Mao menekankan partisipasi buruh dan penciptaan teknologi dan segala ciptaan lainnya harus tunduk kepada pertimbangan politik. Menurut Lee ada 3 asumsi dalam ideologi yang mempermudah pendekatan demikian.
1. Diasumsikan bahwa hubungan perburuhan di pabrik, secara total telah diubah oleh penerimaan kekuasaan komunis di tahun 1949. Sejak saat itu, buruh lebih menjadi tuan ketimbang budak dari mesin.
2. Teori ilmiah yang berlaku dilandasi oleh pengalaman praktek terutama dalam proses produksi.
3. Cina harus menempuh jalan perkembangan khususnya sendiri ketimbang harus mencontoh perkembangan bangsa lain, termasuk bangsa kapitalis maupun Uni soviet.
Beberapa tahun setelah pengambilalihan kekuasaan oleh komunis, buruh didorong untuk menjadi pencipta, untuk memajukan gagasan bagi kemajuan teknik. Selaku dari tuan mesin, buruh harus memikul tanggung jawab untuk menemukan teknik produksi baru.
Ideologi modern paling berpengaruh. Ideologi apa yang paling berpengaruh di dunia kini? Di masa lalu, ideologi agama, ideologi tentang kemajuan, dan berbagai ideologi politik dan ekonomi sangat berpengaruh. Kini, ideologi paling kuat adalah nasionalisme dan berbagai jenis sosialisme dan komunisme. Ini bukan dimaksud untuk mengatakan bahwa ideologi lain tidak penting. Di AS, ideologi “kebebasan berusaha” merupakan faktor yang terus-menerus lebih menimbulkan konflik ketimbang menyelesaikan barbagai masalah.
“… gerakan berlandasan ideologi untuk mencapai dan mempertahankan otonomi dan individualitas satu kelompok yang dibayangkan anggotanya sebagai satu bangsa, gerakan dengan doktrin khusus dan pandangan unik tentang dunia, gerakan yang berlandasan mitos sejarah yang diperbaharui dan berlandasan penemuan kepribadian bersama yang baru.
Nasionalisme demikian telah menjadi ideologi yang melandasi berbagai revolusi modern.
Seperti terlihat di atas, kadar ideologi nasional modern sangat berbeda-beda. Barang kali satu-satunya unsur yang sama adalah gagasan untuk “membangun seluruh segi kehidupan duniawi yang diatur oleh suatu institusi sosial sebelum tercapainya keadilan sosial bagi semua orang. Inilah yang agak abstrak yang memberikan kadar yang sangat berbeda-beda. Dalam kenyataan ideologi yang paling kanan maupun yang paling kiri telah dihubungkan dengan nasionalisme.



REFERENSI

Robert H Lauer. Perspektif tentang Perubahan Sosial. PT.Rineka Cipta. Jakarta.
Piotr Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial. Prenada Media Group. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar